Manusia, seperti yang disifati Penciptanya, adalah makhluk yang ‘dzalim dan bodoh’, maka tidak benar bila yang dijadikan ukuran untuk menentukan baik dan buruk didasarkan pada apa yang bermanfaat dan yang berbahaya baginya, kecenderungan, kecintaan, ketakutan atau kemarahannya, tetapi ukuran yang paling tepat adalah apa yang dipilihkan Allah baginya dari perintah dan larangan-Nya.
Cegahlah sesuatu yang buruk yang terdetik dalam pikiranmu jika kamu tidak melakukannya maka akan menjadi pemikiran. Cegahlah pemikiran jika kamu tidak mau melakukannya akan menjadi syahwat. Perangilah ia, jika kamu tidak melakukannya maka ia akan menjadi keinginan; jika kamu tidak menahannya maka ia akan menjadi perbuatan; jika kamu tidak menghentikannya maka akan menjadi kebiasaan sehingga sulit bagi kamu untuk menghindarinya.
Sedikitnya taufik, rusaknya pendapat, tersembunyinya kebenaran, rusaknya hati, terbuangnya waktu, rusaknya ciptaan, terpisahnya hamba dengan Tuhannya, ditolaknya do’a, kerasnya hati, hilangnya barokah dalam rezeki dan umur, sesatnya ilmu, munculnya sifat hina, menangnya musuh, sempitnya hati, datangnya kejelekan, hilangnya waktu, panjangnya penderitaan, sempitnya kehidupan dan tertutupnya hati, semuanya disebabkan oleh kemaksiatan dan keterlenaan dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti halnya tanaman yang tumbuh karena air dan adanya kebakaran karena api. Sedangkan kebalikan dari semua itu disebabkan karena ta’at.
………………………………………………………………………………………………………..
[Ibnu Qayyim al Jauziyah]
catatan santi shalihah *العمارة العزيز 